Fenomena perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan diperkirakan mengancam ketahanan pangan Indonesia, mengingat Rusia sebagai salah satu pemasok utama pupuk ke Indonesia. Minimnya cadangan pupuk nasional memaksa Pemerintah membatasi penyaluran pupuk subsidi hanya untuk jenis Urea dan NPK saja. Sasaran komoditas pun dibatasi hanya untuk 9 komoditas yaitu tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), tanaman hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih) dan tanaman perkebunan (kopi, kakao dan tebu rakyat).
Upaya peningkatan produk pangan pun menghadapi sejumlah tantangan yang tak ringan. Mulai dari menyusutnya lahan karena alih fungsi hingga menurunnya unsur hara tanah sebagai dampak penggunaan sarana produksi berbahan kimia. Lebih 70% lahan sawah di Indonesia, berada dalam kondisi yang tidak sehat atau sakit dan sakit berat. Lahan-lahan di sentra sayuran juga kebanyakan dalam kondisi sakit. Mengingat luasnya lahan yang kondisinya tidak sehat dan tersebar di seluruh Indonesia serta tantangan kebutuhan terhadap produk-produk pertanian yang semakin meningkat, pentingnya efisiensi usaha pertanian, serta untuk mewujudkan kesejahteraan petani, maka perlu adanya pendampingan yang terus menerus untuk menggerakan petani menbuat kompos ataupun pupuk nabati disamping juga memanfaatan pupuk kandang. Kunci utama dalam penyehatan lahan adalah penambahan bahan organik hingga kandungan bahan organik tanah lebih dari 3% hingga 5%.
Salah satu solusi jitu mengatasi keterbatasan supply pupuk adalah dengan membumikan pemanfaatan pupuk organik. Sejak dulu pupuk organik sudah digunakan petani bahkan sebelum kehadiran pupuk kimia. Orok-orok dan tanaman legum lainnya banyak ditanam petani sebulan sebelum tanah diolah untuk dibenam di dalam tanah menjadi pupuk untuk tanaman padi. Kompos dan kotoran hewan diangkut dan disebarkan ke sawah untuk menyuburkan tanaman. Sehingga gagasan mandiri pupuk ditingkat petani menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Sejumlah kelebihan pupuk organik antara lain tidak berdampak cepat tetapi dampaknya baru terasa agak lama. Unsur nutrisi seimbang, bervariasi dan ramah lingkungan, aman dari kontaminasi unsur yang berbahaya, memperbaiki kondisi tanah, mudah terdegradasi, dan juga lebih murah. Limbah pertanian seperti jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mempunyai kandungan kalium dan lignin tinggi, sedangkan sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai media tanam.
Teknis Pembuatan Kompos Jerami
Bahan yang dibutuhkan antara lain jerami yang sudah dicacah, EM-4, dedak, molase, dan air. Adapun alat yang dibutuhkan yaitu tempat teduh yang bisa untuk menumpuk Jerami menjadi empat persegi panjang atau empat pesegi sama sisi, cetok/serok, pisau, rafia, plastik kedap cahaya, dan ember.
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut: a. tempat yang sudah disiapakan diletakan jerami dengan ketinggian kira-kira 20-25 cm dan disiram air b. Jerami yang sudah ditumpuk kemudian disiram secara merata dengan larutan perombak bahan organik di lapisan pertama, kemudian diberi jerami dengan ketinggian sama c. Lakukan hal yang sama sampai ketinggian sekitar 80-90 cm d. tempat tumpukan jerami yang siap dikomposkan lalu ditutup dengan terpal/plastik berwarna gelap dan diikat dengan kuat. Pencegahan penggenangan air diatas tumpukan yang sudah ditutup terpal dapat dilakukan dengan membuat tutup terpal agak miring. Tutup tumpukan kemudian diikat dengan rapi agar tidak terbuka oleh angin. e. Lakukan pembalikan seminggu sekali f. Pupuk kompos yang sudah matang bercirikan sudah tidak berbau dan remah (sekitar 3-4 minggu)
Teknis Pembuatan Pestisida Nabati
Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.
Kelebihan pestisida nabati : a. Cepat terurai / terdegradasi oleh sinar matahari b. Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian, c. Daya racun/Toksisitasnya umumnya rendah thd hewan dan relatif lebih aman pada manusia dan lingkungan, d. Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif, e. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia, f. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman, serta, g. Murah dan mudah dibuat oleh petani
Beberapa varian pestisida nabati 1. Ramuan untuk mengendalikan jamur, bakteri, nematode :a. Biji mimba (20 gr) atau daun mimba (50 gr) dihaluskan /diblender, b. Bahan tsb lalu diberi air 1 dan ditambah detergen cair 1 cc atau sabun colek, c.Larutan kemudain diendapkan semalam lalu disaring dengan kain halus kmdn ditambah 1 ml minyak tanah dan 1 ml minyak goreng dan diaduk merata.
Ramuan untuk mengendalikan belalang dan ulat :a.Daun sirsak (50 lembar) dan daun tembakau (1 genggam) di haluskan;bBahan kemudian diberi air 20 lt dan diaduk merata lalu diendapkan semalam; cLarutan kemudian disaring dengan kain halus; d.Larutan hasil saringan ditambah dg 1-2 ml minyak tanah dan 1-2 ml minyak goreng lalu diencerkan dengan air sebanyak 50-60 lt; e Larutan siap digunakan.
Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada cabai : a.Daun sirsak (50-100 lembar) di haluskan dan dicampur dengan 5 lt air dan diendapkan srmalam;bLarutan kemudian disaring dengan kain halus; c. Setiap 1 lt larutan hasil saringan diencerkan dengan 10-15 lt air; d.Laarutan siap disemprotkan ke seluruh bagian tanaman cabai yang terserang.
0 Komentar