Perihal Waktu

Kali pertama melihatmu, rasa rasa enggan mengalihkan pandanganku.
seolah tanpa permisi kau memasuki hidupku
Mengusai semua benak pikiranku.
Hatiku bak batu, yang keras dan enggan menghapus ukiran namamu.
Entahlah, aku tak bisa berhenti membayangkanmu
Kau tak perlu menceritakan semua tentang dirimu.
 Aku tak mengusik perihal parasmu, atau apapun tentangmu.
Ada sesuatu yang membuatku merasa nyaman dan seolah baik-baik saja, ketika didekatmu, entah itu apa.
 Pelik sekali jika hanya aku yang merasa.
 Ini semacam hasrat legenda, yang lebih tua dari zaman purbakala.
Aku tak ingin semua ini hanya menjadi sebuah drama,
jika kau percaya akan takdir, mungkn ini jawabnya.
Andai, kau bisa membaca jelas perasaan, yang selalu kutampakaan,
Tetap saja, kau tak pernah mau berkubang Bersama dalam satu perasan

Bukankah kau selalu berpura-pura perihal perasaan itu?
Bukankah, ketidaktegasan telah menyelimuti antara kau dan aku? 
Kita yang terlalu lama terjun dalam zona pertemanan,
tubuhku seolah berlumur harapan palsu,
apakah aku yang belum bisa terbangun dari tidur nyenyak itu?

Disini, aku hanya bisa jadi badut leluconmu,
Tak apa,
Aku cukup tegar untuk selalu menjadi matahari bumimu, tiang bersandarmu, dan kupukupu untuk bungamu.
Kuharap waktu tak segan menyampaikan jawaban kepada kau dan aku

Nama                           : Elsa Wulandari