Resume
Jurnal Keteknikan Pertanian (RJKP) #1 TPPHP
Judul
|
:
|
Rekomendasi dalam Penetapan Standar Mutu Tepung Ubi Jalar
|
Penulis
Tahun
|
:
:
|
Indrie Ambarsari, Sarjana, dan Abdul Choliq
2009
|
Pendahuluan:
1.
Latar Belakang:
Ø Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan
yang dapat tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia.
Ø Pengembangan tepung ubi
jalar di Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat, mengingat bahwa produk
ini memiliki keunggulan baik dari segi kesehatan maupun nilai ekonomisnya.
2.
Tujuan Dan Kegunaan
Ø Mengulas
beberapa parameter mutu yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
penetapan standar mutu tepung ubi jalar di Indonesia.
Metode Penelitian:
1.
Metode Penelitian:
Ø Kajian
dilakukan dengan cara membandingkan parameter mutu tepung ubi jalar dengan
standar mutu tepung lainnya, seperti tepung terigu, tepung jagung, tepung
sorgum, maupun tepung ubi kayu.
Ø Pengumpulan
data mengenai parameter mutu tepung ubi jalar dilakukan melalui penulusuran
informasi hasil-hasil penelitian (studi pustaka) yang berkaitan dengan produksi
tepung ubi jalar di Indonesia.
2.
Pelaksanaan:
Ø Analisis
dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan presentasi grafik dan tabuler
3.
Hasil dan Pembahasan
Ø Perendaman
hasil irisan atau hasil penyawutan dalam sodium bisulfit 0.3% selama kurang
lebih satu jam dilakukan untuk mencegah adanya kontak antara bahan dengan
udara, yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan
Ø Pertumbuham
mikroba pada produk pangan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Ø Faktor
intrinsik mencakup keasaman (pH), aktivitas air (aw), eguilibrium humidity
(Eh), kandungan nutrisi, struktur biologis, dan kandungan senyawa antimikroba.
Faktor ekstrinsik meliputi suhu penyimpanan, kelembaban relatif, serta jenis
dan jumlah gas pada lingkungan.
Ø Kandungan
utama pada umbi-umbian (termasuk ubi jalar) adalah karbohidrat, karenanya
kerusakan pada umbi-umbian lebih sering disebabkan oleh pertumbuhan kapang. Cemaran
kapang dapat terjadi saat tanaman masih di lapang, yang dikenal dengan cemaran
prapanen, maupun selama penanganan pascapanen.
4.
Kesimpulan:
Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian, yaitu persyaratan mikrobiologis harus
memperhatikan batasan maksimum cemaran mikroba pada produk pangan yang
ditetapkan oleh BPOM. Keberadaan bakteri patogen tidak diperkenankan karena
berkaitan dengan kesehatan konsumen, sedangkan keberadaan kapang yang lebih
sering menyebabkan kerusakan pada tepung dibatasi keberadaannya (maksimal 104
sel/g).
Daftar Pustaka
Indrie Ambarsari,
Sarjana, dan Abdul Choliq.
2009. Rekomendasi
dalam Penetapan Standar Mutu Tepung Ubi Jalar. Jurnal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Jawa Tengah.
0 Komentar